Tuesday, July 17, 2007

Kemenangan Mental!

Hari ini akan menjadi hari pembuktian apakah mental dan motivasi bisa mengalahkan keunggulan teknik dan fisik. Hari ini Timnas Indonesia yang secara fisik dan teknik dibawah akan mencoba mengalahkan raksasa Asia, Korea Selatan.

Dua pertandingan sebelumnya, Timnas Indonesia betul-betul memperlihatkan keunggulan mental, imbasnya adalah permainan yang tak kenal menyerah dan selalu memburu pemain lawan yang menguasai bola. Pada pertandingan pertama jelas sekali para Pemain Bahrain sangat kesulitan dengan determinasi mental a la pemain Indonesia. Akhirnya kekalahan 1-2 harus mereka terima.

Demikian juga pada pertandingan kedua. Para pemain Arab Saudi tampak mati akal untuk dalam usahanya melewati barisan pertahanan Indonesia. Begitu sempurna, begitu rapi dan sangat berkonsentrasi. Hanya saja sungguh sayang, kkesalahan minor yang dibuat Ismed Sofyan di menit terakhir injury tim membuyarkan satu angka yang sudah di depan mata. Gol kemenangan Arab Saudi pun tercipta akibat melemahkan konsentrasi akibat menurunnya kemampuan fisik.

Mental menentukan
Dalam permainan sepakbola, unsur teknik maupun fisik saja tidaklah cukup. Ada satu elemen lagi yang tidak kalah pentingnya, yakni: Mental. Fisik akan menjamin pemain mampu menjalani permainan selama 90 menit, ditambah kemampuan teknis yang memadai, akan menghasilkan sebuah permainan yang bagus. Namun, hal itu tidak akan terjadi seandainya para pemain berada dalam tekanan, stress, dan kurang motivasi.

Kondisi mental sangat menentukan kemampuan fisik sesesorang. Jika mental terganggu secara otomatis kemampuan gerak seseorang juga pasti terganggu. Otot terasa kaku, muncul keringat dingin, sakit perut, atau bahkan mual-mual adalah beberapa ciri pemain sedang mengalami stress. Jika terjadi kondisi seperti ini maka bisa dipastikan kemampuan teknis, fisik yang prima akan sirna begitu saja. Sebaliknya, jika kondisi mental dalam kondisi puncak, maka kekurangan-kekurangan itu seolah tertutupi dengan munculnya energi tambahan dari ketidaksadaran manusia.

Energi mental merangsang hormon-hormon tubuh untuk bergerak lebih cepat. Kondisi di atas layaknya ketika seseorang melihat hantu. Secepat kilat orang bisa lari dengan tenaga yang luar biasa besarnya.

Tapi perlu diingat, kondisi mental seorang pemain juga harus dikelola dengan baik jangan sampai seorang pemain tidak mengukur kemampuannya dan hanya didorong oleh keinginan-keinginan tertentu. Jangan sampai pemain yang mempunyai semangat berlebih justru menjadi bumerang dalam sebuah permainan. Jangan sampai para pemain kehilangan kontrol atas emosinya. Karena orang yang bersemangat dan termotivasi rentan terhadap provokasi.

Disinilah letak peran seorang psikolog olahraga. Psikolog olahraga berperan untuk membantu menyalurkan motivasi dan semangat besar para pemain Indonesia agar bisa lebih menguntungkan. Peran psikolog adalah menjaga agar para pemain tetap dalam kondisi puncak sampai saat yang diperlukan. Pelatih harus berkonsultasi dengan psikolog supaya diperoleh formula yang tepat untuk mempertahankan pemain dalam peak performance-nya.

Sekali lagi, kondisi mental tidak bisa dilepaskan dari 2 elemen yang lain dalam sepakbola. Ketika teknik hebat, fisik prima, dan mental yang selalu terjaga maka akan menghasilkan sebuah permainan yang indah, pantang menyerah dan selalu ngotot untuk memenangkan pertandingan. Semoga para pemain Indonesia sore nanti mampu melakoninya.


Guntur Utomo


No comments: