Monday, June 8, 2009

Menguasai Perhatian!


Ada relasi yang sangat dekat antara perhatian(Atensi) dengan penampilan seorang atlet pada saat pertandingan. Sederhananya, jika seseorang mencoba untuk memusatkan perhatian pada lebih dari 2 rangsangan, maka kecenderungan yang muncul adalah penampilan akan terganggu. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dari manusia untuk memproses informasi secara bersamaan. Untuk itulah penting bagi seorang atlet atau pemain untuk berlatih memusatkan perhatian pada satu hal yang spesifik.
Menurut Galloti ,seorang ilmuwan yang sering melakukan penelitian di bidang atensi atlet, perhatian (atensi) adalah Cognitive resources, mental effort, or concentration devoted to a cognitive process. Artinya, perhatian merupakan proses kognitif yang bersifat aktif maupun pasif. Aktif berarti atlet atau seseorang harus mencoba untuk mengarahkan proses kognitifnya ke arah stimulus yang ingin diperhatikan, sedangkan tidak aktif memberi isyarat bahwa kondisi mental seseorang bisa mengarahkan perhatian ke arah sesuatu yang tidak disadari. Dalam bahasa sehari-hari atensi ini disebut juga dengan konsentrasi.

Proses latihan adalah sebuah proses agar para atlet mampu mengeksekusi gerakan-gerakan olahraganya secara otomatis. Sebagai contoh, seorang pemain bola basket tidak perlu lagi berfikir tentang posisi tangan yang benar pada saat melakukan dribel bola. Jika masih berpikir tentang bagaimana seharusnya posisi tangan atau kaki saat melakukan dribel, akan sangat mungkin gerakan menjadi tidak maksimal. Proses latihan memegang peranan penting dalam hal ini.

Setelah seorang pemain mampu untuk melakukan otomatisasi gerakan (khususnya gerakan-gerakan dasar), maka pemain dapat mencurahkan perhatian atau fokusnya kepada hal-hal yang bersifat taktis. Seorang pegolf tinggal memikirkan berapa kali dia harus memukul dalam satu hole, atau pemukul mana yang sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Kasus lain, pemain sepakbola seharusnya berpikir ke ruang sebelah mana dia harus bergerak setelah mengumpan dibanding bagaimana posisi kaki saat melakukan passing.

Yang menjadi persoalan adalah sumber gangguan (distraktor) ketika menjalani pertandingan biasanya bersifat heterogen dan jumlahnya cukup banyak. Sebut saja kondisi lawan, penonton, gedung tempat pertandingan, teriakan pelatih, atau kondisi diri sendiri. Jika situasi-situasi tersebut masih bergantian masuk ke dalam pikiran seseorang, maka bisa dikatakan bahwa atlet tersebut belum mampu mengontrol perhatiannya.

Dimensi Perhatian
Gaya perhatian masing-masing orang sangatlah berbeda. Hal ini tergantung kondisi emosi dan karakter masing-masing atlet. Gaya perhatian adalah kecenderungan seseorang melihat dan memperhatikan suatu stimulus yang bersifat konsisten untuk situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Hal ini sangat berkaitan dengan sudut pandang yang diambil oleh seseorang dalam rangka memusatkan perhatiannya serta jenis-jenis stimulus yang diambil untuk diperhatikan. Dalam proses sehari-hari, gaya perhatian ini banyak dilihat dari titik perhatian (attentional focus).

Ada dua dimensi dalam titik perhatian ini. Yang pertama adalah Width (lebar perhatian). Lebar perhatian berkaitan dengan jumlah stimulus yang diambil untuk diperhatikan, bergerak mulai dari yang sempit (narrow) sampai yang longgar (broad). Narrow attentional focus adalah memfokuskan diri dengan satu spesifik stimulus. Sedangkan broad attentional focus adalah memfokuskan diri pada banyak stimulus. Dalam keadaan tertentu, kedua jenis ini harus dilakukan. Pada atlet bilyar, akan menguntungkan jika menggunakan narrow attentional focus karena pukulan yang harus dilakukan benar-benar membutuhkan gerak motorik yang sangat halus. Sebaliknya, seorang playmaker tim sepakbola harus mampu mengakomodasi broad attentional focus dalam rangka menciptakan kreasi-kreasi serangan.

Dimensi yang kedua adalah attentional direction (arah perhatian). Dimensi ini berkaitan dengan kemana perhatian diarahkan, apakah ke arah dalam diri (internal attentional focus) atau ke arah luar diri (external attentional focus). Ketika seorang atlet menggunkan fokus internal, maka dia akan memperhatikan segala sesuatu yang ada dalam dirinya. Sedang atlet yang cenderung menggunakan external attentional focus akan lebih mewaspadai dan memperhatikan stimulus yang berasal dari luar dirinya.

Strategi Meningkatkan Konsentrasi
Konsentrasi juga memerlukan latihan. Semakin orang mampu berkonsentrasi atau memusatkan perhatian pada satu hal yang paling penting, maka orang itu akan mempunyai kecenderungan untuk sukses dalam pertandingan. Berikut ini beberapa tips latihan yang bisa dilakukan:

• Mencari yang Harus di Perhatikan
Hal yang paling sulit dalam latihan konsentrasi adalah mencari tau apa yang seharusnya diperhatikan dalam situasi-situasi tertentu. Untuk itu, atlet harus menyiapkan sebuah buku catatan yang gunanya untuk mencatat apapun yang diperhatikan pada kondisi-kondisi khusus. Setelah beberapa hari, evaluasilah apa yang tertulis. Dari catatan-catatan tersebut serta evaluasi akan diperoleh jenis dan stimulus apa yang seharusnya diperhatikan untuk meningkatkan penampilan serta bagaimana meningkatkan jenis perhatian tersebut.

• Realistis
Konsentrasi yang efektif sangat menguras energi. Untuk itu perlu tetap selalu realistis agar tidak proses pemusatan perhatian menjadi efektif. Tidak perlu mengontrol semua hal yang masuk ke persepsi kita, tapi yang lebih penting adalah tahu kapan dan bagaimana memusatkan perhatian pada momen yang paling penting.

• Gunakan Kata Kunci
Kata kunci berkaitan dengan self talk. Kata kunci berguna untuk memancing respon-respon tertentu. Sebagai contoh, jika Anda ingin mengembalikan perhatian pada pekerjaan yang sedang dikerjakan, maka Anda bisa menggunakan kata-kata,”Ayo Fokus!”, atau “kembali ke pertandingan!” dan sebagainya. Jika seorang pemain golf atau bilyar terlalu berkonsentrasi pada ayunan tangan atau dorongan stik bilyar dibanding dengan placing bola, maka bisa digunakan kata “Main!”. Dan sebagainya.

• Berlatih dalam Kondisi yang Menggangu
Seringkali lingkungan latihan sangat tenang dan tidak banyak hal yang mengganggu. Namun, ketika menghadapi pertandingan, situasi yang ada di latihan tersebut tidak bisa dijumpai. Untuk itu, pemain harus mencoba untuk berlatih dalam situasi dan kondisi yang mirip dengan suasana pertandingan. Jika pertandingan nanti akan disaksikan oleh banyak penonton yang bersorak-sorai, maka latihan harus dilakukan ditempat yang banyak orang yang mengganggu juga. Dengan latihan ditempat yang banyak gangguan, pemain akan belajar bagaimana memilih satu stimulus yang penting.

• Berlatih Mengalihkan Perhatian
Ketika perhatian sudah tidak terkendali, pemain harus segera menyadarinya. Setelah menyadari, penting bagi pemain tersebut untuk segera memilih titik focus yang harus diambil. Atlet-atlet olahraga individual seringkali mengalami persoalan tidak mampu memilih konsentrasi yang tepat ini. Untuk itu, berlatih mengalihkan perhatian menjadi sesuatu yang vital.

• Rutin
Melakukan kompetisi yang menekan sesering mungkin akan membantu atlet belajar memusatkan perhatian. Untuk itulah, kompetisi sangat dibutuhkan bagi para atlet agar kemampuan mentalnya juga meningkat. Tidak hanya kompetisi melawan pemain atau tim lain, dalam proses latihan, pelatih juga wajib menciptakan iklim kompetisi agar para pemain terbiasa berada dalam situasi yang menekan dan terbiasa memilih stimulus yang tepat untuk diperhatikan.


Guntur Utomo